GEISHA JEPANG
GEISHA, bagi sebagian orang sering disalah artikan sebagai "wanita penghibur". Pernah suatu waktu teman saya di kampus cengar-cengir begitu mendengar nama GEISHA. Ketika saya tanya kenapa senyum ketika mendengar nama GEISHA, eh dia malah tanya balik "lu emang sering gaul ama GEISHA ya sewaktu di JEPANG?". Saya heran kenapa teman saya cengar cengir setiap kali mendengar nama GEISHA. Selidik punya selidik, ternyata dia mengartikan GEISHA sebagai "wanita penghibur". Padahalkan GEISHA bukan wanita penghibur "itu".
GEISHA.
GEISHA, terdiri dari 2 kanji. Yaitu kanji "gei ,芸" yang dalam bahasa Indonesia berarti "SENI" dan kanji "sha, 者" yang artinya "ORANG". Secara harfiah, GEISHA berarti "seniman" atau "entertainer", arti yang sangat jauh dengan "wanita penghibur". GEISHA sangat umum pada abad ke-18 dan abad ke-19, dan sampai sekarang keberadaanya masih ada, walaupun jumlahnya tidak begitu banyak. Memang, pada masa pendudukan Amerika Serikat di Jepang, GEISHA diucapkan sebagai ˈgi ʃa ("gei-" - "key") atau "gadis geisha" yang mengandung konotasi prostitusi. Begitu juga di Republik Rakyat Cina, kata yang digunakan adalah "yi ji," yang pengucapannya mirip dengan "ji" dalam bahasa Mandarin yang berarti prostitusi. Namun, GEISHA sendiri bukanlah sebutan untuk prostitusi.
GEISHA banyak belajar bentuk seni dalam hidup mereka, tidak hanya untuk menghibur pelanggan tetapi juga untuk kehidupan mereka sendiri. Rumah-rumah geisha ("Okiya") membawa gadis-gadis yang kebanyakan berasal dari keluarga miskin dan kemudian melatih mereka. Semasa kanak-kanak, GEISHA seringkali bekerja sebagai pembantu, kemudian sebagai geisha pemula (maiko) selama masa pelatihan.
FAKTA GEISHA DIJAMAN MODERN.
Berikut beberapa fakta tetang GEISHA yang saya ambil dari okezone.com.
Eksistensi GEISHA di Jepang terancam punah.akibat modernisasi, geisha di Jepang kini tengah dalam ancaman kepunahan. Hal ini dilihat dari jumlah GEISHA yang ada sekarang ini. Menurut data pemerintah Jepang, jumlah GEISHA saat ini hanya sekitar 1.000 orang. Angka ini jauh di bawah jumlah geisha pada 1928 yang mencapai 80.000 orang. Kini, anak-anak muda tidak punya banyak bahan pembicaraan yang banyak. Mereka lebih senang bersenang-senang di karaoke, bar, atau sejenisnya.
Selain masalah modernisasi, ada satu hal lain yang akan mempercepat punahnya GEISHA. Hal tersebut tak lain adalah faktor ekonomi. Banyak warga Jepang yang lebih senang membelanjakan uangnya untuk kebutuhan hidup sehari-hari ketimbang diberikan kepada GEISHA. Mahalnya honor GEISHA menjadi momok tersendiri bagi warga Jepang untuk menikmati jasa mereka. Bayangkan saja, untuk sekali makan malam bersama GEISHA,setiap orang harus bersedia merogoh kocek hingga USD730.
GEISHA adalah penghibur wanita di Jepang yang mempunyai sejumlah keahlian seperti menyanyi tradisional, memainkan musik tradisional, dan berkomunikasi secara baik dan menghibur. GEISHA diyakini ada sejak periode Edo yaitu sekitar 1603-1867.
semoga bermanfaat....
makasih infonya bos..
ReplyDelete